Pemerhati politik Dedi Obiniro
SORONG, (MHP) Papua Barat Daya Entah fenomena apa yang terjadi di Republik Indonesia. Pasca terjadi, turunnya Presiden dan wakil Presiden Indonesia.
Tak heran belakangan ini sudah mulai mencuap isu-isu tak sedap dari berbagai kalangan. Entah masyrakat, para politikus, praktisi, aktivis hingga para elit lainya.
Isu tiga (3) periode bukan lagi isu baru dan hangat di media massa.
Apalagi tentang Presiden Jokowi dan wakilnya ma'Aruf yang mungkin tinggal menunggu beberapa bulan lagi menyerahkan tahta kepemimpinannya kembali kepada Negara.
Meski, ibarat Air sudah di leher isu tiga periode masih terbilang hangat didengar. Entah apakah akan bertambah satu periode lagi, setelah dua periode ini atau tidak. itu bukanlah hal, yang seharusnya pantas dibicarakan oleh orang awam.
Karena orang pintar berpolitik, pintar hukum pun menjadi awam ketika berbicara hal tiga periode tersebut.
Untuk itu, yang menjadi fenomena bagi bangsa indonesia adalah siapa yang akan menjadi penganti kedua pasangan yang tak ada tandingannya. Pada dua periode tersebut !!
Strategi kabinet dalam 10 tahun ini, memang sangat di apresiasi dan patut diberi jempol.
Strategi inipun, menjadi tanda tanya besar bagi bangsa Indonesia ! Jauh haripun insiden Megawati dan Surya Palo terpisah! Entah apa yang terjadi diantara kedua pimpinan Partai mengusung Jokowi tersebut!!!
Tak heran, tidak hanya itu berbagai menteripun di copot dari peredaraan menteri. Sehingga polemik diberbagai kalangan pun terjadi, baik itu yang pro dan non pro kepemimpinan Pak Jokowi-JK, Jokowi Ma'Aruf saat ini.
Gambaran sederhana pun nampak dimainkan hingga diberbagai media massa, media sosial, hingga digital!!! Hal yang mudah diketahui adalah fenomena Presiden aktif Jokowi memilih Prabowo sebagai pengantinya. Di sisi lain, Megawati mengusung Ganjar sebagai ganti Jokowi.
Pada posisi bersamaan, tak heran Surya Palo pun mengusung Anis sebagai calon Presiden pada partai Nasdem. Hingga beberapa partai elitpun bersemedi dibelakang partai Nasdem dan Anis.
Namun berbeda dengan Partai yang dipimpin AHY, yang pernah juga memimpin bangsa indonesia pada massa kepemimpinan SBY saat itu.
Agus, mungkin lagi menunggu siapa pasangannya atau siapa yang siap memdampingi untuk bersaing pada tahun 2024 mendatang. Meski tidak terlalu nampak pada media massa, namun partai yang pernah memimpin negara ini. Bukanlah lawan yang mudah ditaklukkan oleh partai-partai pengusung Jokowi.
Hal ini terlihat, pada stetmen AHY pada saat diwawancari. Yang dengan tegas mengatakan menolak berkoalisi dan bergabung pada kabinet Jokpwi pada saat itu.#bersambung (***)