Alex mengungkapkan bahwa penyelenggara negara telah dihadapi dengan berbagai tantangan yang semakin kompleks, terutama dalam menjalankan perannya sebagai unsur pelaksana penyelenggara pemerintahan. “Kerawanan tindak pidana korupsi yang sering terjadi pada kepemimpinan penyelenggaraan pemerintahan, dipicu karena adanya benturan atau konflik kepentingan,” kata Alex.
Alex juga menyampaikan bahwa syarat mutlak untuk bersikap antikorupsi dan melakukan strategi pembangunan integritas diri. “Strategi integritas diantaranya dengan memperkuat kepemimpinan dan membentuk agen perubahan; menggiatkan pembangunan integritas individu dengan integritas organisasi dan memperbaiki sistem; menguatkan kapasitas kepemimpinan melalui knowledge sharing, diklat, mentoring, coaching, konsultasi, dan pemberian reward,” ungkap Alex.
Berkaitan dengan etos kerja, integritas sendiri dapat dipadukan dengan sinergi antar komponen lembaga pemerintahan maupun sinergi antar individu pegawai. Dengan demikian, semakin nampak jelas peran vital nilai-nilai integritas tidak dapat dipisahkan dari etos kerja.
Melalui kegiatan ini, KPK mendorong para peserta untuk menghindari konflik kepentingan sebagai fokus upaya pemberantasan korupsi yang preventif, perbaikan tata kelola juga terus diperbaiki agar mencegah korupsi. Terpenting pada motivasi etik, yaitu spirit dan komitmen untuk dapat menghadirkan diri yang benar sebagai aparatur negara yang bersih dan transparan.
Kepala LAN-RI Adi Suryanto menyampaikan apresiasinya kepada KPK yang telah memberikan edukasi terkait etika dan integritas para calon JPT Pratama dan Madya. “Hal ini sejalan dengan instruksi Menteri @kempanrb dalam berbagai kesempatan, bahwa kompetensi jabatan manajerial menjadi syarat menduduki jabatan strategis dalam organisasi. Untuk itu, etika dan integritas seorang ASN harus dibekali selain melalui PKN ini,” kata Adi.(hp).