Kota Medan (mhp.com) Sumatera Utara
Kadiskominfo Sumut Ilyas Sitorus dikabarkan memfasilitasi acara seminar yang menghabiskan anggaran Rp2,4 untuk memperingati Hari Guru Nasional 2024 Dinas Pendidikan Sumatera Utara. Namun, secara tegas ia langsung membantah hal itu, baik ikut terlibat dalam inisiasi maupun mengorganisir pelaksanaan kegiatan itu.
“Mana ada saya memfasilitasi. Gambar ini bukan perumusan, ini saat rapat perdana bersama disdik dan Kacabdis. Mendengarkan informasi dari penyelenggara tentang rencana kegiatan,” ungkap Ilyas Sitorus, Jumat (6/12/2024) siang dalam sambungan panggilan WhatsApp.
Ia juga membantah telah menerima aliran dana dari kegiatan yang mengutip sebesar Rp200 ribu per orang dari 12 ribu orang perwakilan 14 cabang wilayah Disdik Sumut atau totalnya sekitar Rp2,4 miliar.
Memang, sejak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Abdul Haris Lubis selaku Kadisdik Sumut, Amir Husein Bendahara Pembantu SMK Suhendri, berbagai kegiatan yang selama ini menjadi sumber kutipan pundi secara ilegal meluap ke permukaan.
Makanya, Personel Telisik Sandi Nusantara Sumut H. Paulus Sirait mendesak aparat penegak hukum khususnya Kejatisu untuk memeriksa dan menangkap Kadisdik Sumut Abdul Haris Lubis, Kadiskominfo Sumut Ilyas Sitorus, Kabid SMK Suhendri, serta seluruh pihak yang terlibat dalam korupsi berkedok seminar Hari Guru Nasional 2024 itu.
Ia menilai tindakan hukum perlu diberikan mengingat bahwa kegiatan tersebut bukan agenda resmi dari Kementerian Pendidikan, namun Disdik Sumut telah berani mencatut logo instansi lembaga tertinggi yang mengatur soal pendidikan itu.
“Periksa Ilyas Sitorus, Abdul Haris Lubis dan seluruh pihak yang terlibat melaksanakan acara tersebut. Tangkap mereka kalau terbukti bersalah,” ujarnya.
H. Paulus Sirait yakin bahwa kegiatan tersebut merupakan bentuk korupsi model baru yang sengaja dikembangkan Disdik Sumut dibantu Diskominfo Sumut lewat sebuah kegiatan agar sulit terdeksi.
Pasalnya, dari kasat mata jumlah peserta yang dikutip uangnya tidak sebanding dengan jumlah guru yang hadir saat acara di 19-20 November 2024. Bahkan, acara dominan diikuti peserta dari zoom.
Bahkan, seminar berbiaya Rp2,4 ini tidak hanya tampak seperti ajang memperkaya diri atau kelompok. Hal itu bisa dikalkulasikan dari biaya pemakaian ballroom termasuk makan di salah satu hotel. Melihat ruang yang dipakai oleh Disdik Sumut untuk acara adalah ballroom berkapasitas seribu hingga seribu lima ratus orang.
Harga normal pemakaian ruangan untuk dan konsumsi berkisar Rp250 ribu per orang. Jika yang hadir adalah sekitar 1.500 orang maka didapat total sebesar Rp375 juta, ditambah honor narasumber, vokalis salah satu band, jasa EO, dan jasa penayangan acara di salah satu kanal Youtube milik media yang berlokasi di Provinsi Lampung dengan total paling tinggi di kisaran Rp700 juta bukan Rp2,4 miliar.
“Kalkulasikan sajalah, seberapa besar sih bagar EO, berapa sih makan. Dan yang terpenting adalah, itu bukan program resmi Kementerian Pendidikan. Terus di dalam kegiatan bicara pers, tapi yang diundang dan media yang dipakai untuk penayangan acara jauh dari Provinsi Lampung. Periksa itu Kadiskominfo Sumut,” tegas H. Paulus Sirait.
Sebelumnya, diberitakan pasca Kadisdik Sumut Abdul Haris Lubis diperiksa KPK, kini terbongkar pula korupsi model baru yang dilakukannya bersama jajaran, hingga mampu meraup uang dengan total Rp2,4 miliar.
Caranya, dengan membuat kegiatan seminar berbayar yang mayoritas diikuti ribuan guru SMA/SMK swasta atau negeri secara zoom berkedok peringatan Hari Guru Nasional 2024.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh para wartawan acara yang bertajuk ‘saya guru hebat, milenial berprestasi’ itu ditetapkan jumlah pesertanya sebanyak 12 ribu orang, perwakilan dari 14 cabang wilayah Disdik Sumut.
Menurut informasi dari narasumber yang meminta identitasnya tidak disebutkan menuturkan bahwa sebanyak 3.246 dari cabang dinas wilayah I yakni Medan dan Deli Serdang yang diwajibkan menghadiri seminar secara langsung. Itupun ada yang tidak hadir, dan memilih meliburkan 1 sekolah untuk pergi ke Perapat. Salah satunya SMAN 21 Medan.
Masing-masing peserta dikutip uang sebesar Rp200 ribu perorang. Uang tersebut memang tidak disetor ke rekening pribadi salah satu pejabat Disdik Sumut melainkan ke event organizer. Namun, mengingat pelaksanaan yang dominan diikuti peserta secara zoom, maka jumlah uang sebesar Rp2,4 miliar yang terkumpul menjadi tanda tanya peruntukannya.
Kegiatan semacam ini, ternyata telah dibuat pada tahun 2023 dengan anggaran Rp150 ribu. Sayangnya, tidak ada satupun guru yang berani berbicara. Pasca turunnya KPK ke Sumatera Utara dan memeriksa Abdul Haris Lubis, barulah banyak pihak mulai memberikan informasi kebobrokan di dinas itu.
Kadisdik Sumut Abdul Haris Lubis pun tidak pernah lagi muncul di kantor, apalagi sejak diperiksa KPK dalam kasus dugaan suap DAK. Ia juga menonaktifkan hpnya hingga tidak dapat dihubungi wartawan
TIM